Kalau saja cinta tidak mengarahkanmu padaku di Bumi, maukah kamu jadi kekasihku di kehidupan selanjutnya?
– Judith Chung
Pada akhirnya proses akan menciptakan dinamika yang menarik untuk dicatat, begitu juga dengan Judith Chung, penyanyi dan pencipta lagu yang tak butuh waktu lama untuk merilis single berjudul MEMOAR setelah merilis If I Don’t Kill You ditahun yang sama.
Tak hanya dari segi aransemen, dari persfektif lirik MEMOAR menghadirkan nuansa yang sangat berbeda dari single sebelumnya.
Ini membuktikan keluwesan produktifitas seorang Judith Chung dalam proses kreatifnya.
Dirilis secara digital oleh Polarity Records, dibantu oleh Ijham Widian sebagai Eksekutif Produser dan Ian Anantha dalam proses aransemen, perekaman, dan olahdata di Polarity Audio. MEMOAR dikerjakan dengan matang dari story board penulisan lirik, memang pada dasarnya adalah jejak proses dari Judith Chung selain sebagai penyanyi dan pencipta lagu adalah seorang penulis.
Sudut pandang dari MEMOAR cukup unik dan tanpa sadar menjadi keinginan yang angkuh berseliweran di kehidupan nyata, dimana penyesalan menjadi harap untuk bisa mengulang kembali sesuatu yang sebenarnya sudah menjadi ingatan.
Tapi itulah manusia, makhluk yang lengkap dengan segala rasa bahagia, sedih, angkuh, bahkan sesal. Seperti mengutip sebuah potongan kalimat dari Judith Chung; Memang perlu merawat penyesalan itu supaya ia bisa menjadi manusia yang manusia.
Apakah kita pernah menjadi bagian dari penyesalan itu? Siapa yang tahu? Mari kita dengarkan saja MEMOAR sembari meraba penyesalan. karena MEMOAR saat ini bisa didengar secara luas di berbagai platform musik digital, sebagaimana karya dari Judith Chung lainnya.